Rabu, 20 November 2013

Necator Americanus



Nama    : Ria Andini Saputri
NIM       : 13.1255
Necator Americanus
1.       Morfologi
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Necator Americanus  memiliki bentuk tubuh slindris (menyerupai huruf S), dimana ukuran cacing betina lebih besar dari pada yang jantan, panjang cacing betina ± 1 cm, setiap cacing betina dapat bertelur 9000 ekor per hari. Sementara cacing jantan panjangnya ± 0,8 cm.

Organ pencernaan pada cacing Necator Americanus jantan dimulai pada anggota rongga buccal, esophagus, usus dan berakhir di kloaka yang termasuk ke dalam bagian bursa. Pada cacing betina saluran terakhirnya adalah anus, dan tidak memiliki kloaka.

Mulut Necator americanus terdapat lempeng pemotong (benda kitin) di bagian anterior dari kapsul buccal, posteriornya terdapat bursa kopulasi, vili dorsal pada bursa kopulatriks pada N. americanus mempunyai celah vili dalam dengan ujung bercabang 2 dengan spikula menjadi satu dan berkait. Tubuhnya tidak bersekat.

Telurnya berbentuk oval dengan ukuran 64 –76 mm x 36–40 bertelur 10.000–20.000 setiap harinya dan dapat menetas dalam rentang waktu 24-36 jam.

Hospes parasit ini adalah manusia. Cacing dewasa hidup di rongga usus halus dengan giginya melekat pada mukosa usus. Cacing dewasa N. americanus yang menghisap darah penderita akan menimbulkan kekurangan darah sampai 0,1 cc per hari.
Klasifikasi Kingdom          : Animalia
Filum                                     : Nematelminthes
Sub Filum                            : Nematoda
Kelas                                     : Phasmidia (Secernentea)
Ordo                                      : Strongyloidea
Famili                                    : Ancylostomatidae
Genus                                   : Necator
Spesies                                 : Necator americanus


2.       Daur hidup Necator Americanus
Siklus Hidup Cacing Tambang Cacing dewasa di dalam usus halus manusia, kemudian telur keluar bersama feses dan mengalami embrionisasi di tanah . Di tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform (tidak infektif).
Kemudian larva ini berubah menjadi filariform (infektif) yang dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru - paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus (migrasi paru, maturasi pada manusia lebih kurang 35 hari).
Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah kembali. Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista (larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan.

3.       Patologi dan Gejala klinis
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
Gejala Penyakit cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis)
        Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare dan nyeri di ulu hati.
        Pusing, nyeri kepala.
        Lemas dan lelah, anemia
        Gatal didaerah masuknya cacing.
        Kadang-kadang tanpa ada gejala
        Keluhan tidak spesifik, kelelahan dan berat badan menurun
        Jarang terjadi: sakit perut, kembung dan sumbatan usus


4.       Penegakan diagnosis dan penunjang
Diagnosis  ditegakkan  dengan  menemukan  telur  dalam  tinja  segar dibiakkan lalu dilihat dibawah mikroskop. Dalam tinja yang lama mungkin ditemukan larva.
5.       Pencegahan
-          Hati-hati bila maka makanan mentah atau setengah matang terutama  pada tempat-tempat dimana sanitasi masih kurang
-          Masak bahan makanan sampai matang
-          Selalu mencuci tangan setelah dari kamar mandi/WC atau sebelum memegang makanan
-          Infeksi cacing tambang bisa dihindari dengan selalu mengenakan alas kaki.
-          Gunakan desinfektan setiap hari di tempat mandi dan tempat buang air besar.
6.       Pengobatan
Pengobatan penyakit cacing tambang dapat dilakukan dengan berbagai macam anthelmintik, antara lain befenium hidroksinaftoat, tetraldoretilen, pirantel pamoat dan mebendazol.
Bila cacing tambang telah dikeluarkan, perdarahan akan berhenti, tetapi pengobatan dengan preparat besi (sulfas ferrosus) per os dalam jangka waktu panjang dibutuhkan untuk memulihkan kekurangan zat besinya. Di samping itu keadaan gizi diperbaiki dengan diet protein tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar